Senin, 02 Agustus 2010

Bahaya Alergi dan Penanggulangannya

Apa yang kalian bayangkan jika mendengar kata alergi? Mungkin kebanyakan akan terpikir alergi obat, alergi makanan, alergi minuman dan alergi debu. Apalagi? Yang jarang terpikir ialah alergi serbuk sari, alergi bisa tawon, alergi tanaman beracun, dan alergi lateks (bahan pembuat plastik/karet). Lalu untuk apa kita peduli terhadap alergi dan berbagai penyebabnya? Bacalah baik-baik tulisan berikut ini karena gw akan coba menjelaskan.


Alergi adalah reaksi dari sistem imun tubuh yang berlebihan saat ada benda asing yang masuk/ berkontak erat dengan tubuh. Dikatakan berlebihan karena sebenarnya benda asing itu tidak berbahaya untuk kita, namun kehadirannya ditanggapi berlebihan oleh sistem imun kita. Mau bukti? Sekarang pikirkan apa sih bahayanya antibiotik, susu, kacang, gandum, daging, karet/plastik untuk kita. Sederhananya ga bahaya kan. Tapi tubuh orang yang punya alergi bisa menanggapinya dengan reaksi ekstrim. Dimulai dari gatal dan merah di kulit, hidung tersumbat, mata merah, kepala pusing, rasa tidak nyaman di perut, sesak nafas, hingga bsa berujung pada kehilangan kesadaran, gagal nafas bahkan kematian. Reaksi yang paling berat ialah reaksi anafilaktik. Pasien yang mengalaminya bsa sampai kondisi syok yang jika tidak segera diatasi bsa menuju pada kematian. Untuk lebih bsa merasakan keadaan emosinya, tanyalah teman/keluarga yang pernah mengalami kejadian alergi hingga sesak. Rasanya benar2 ga karuan deh. Bukan hanya untuk penderita alergi, tapi juga untuk orang yang ada di dekatnya (pengantar) dan para petugas kesehatan yang ingin menolongnya. Bayangkan apa yang akan dilakukan keluarganya klo tau anaknya yang tercinta tidak bisa ditolong hanya karena sakit setelah makan kacang. Keluarga bisa kalap dan menyalahkan semua orang yang ada di dekat anaknya di saat genting tapi ga bsa menolongnya.


Lalu, bagaimana kita bsa mencegah hal2 itu agar tidak terjadi? Bagaimana tindakan kita jika hal2 itu terlanjur terjadi? Prinsipnya: reaksi alergi timbul jika ada alergen (agen penyebab alergi). Jadi, penderita harus waspada atas hal2 yang sebelumnya pernah memicu reaksi alerginya (walaupun reaksinya ringan) dan teman/orang dekat/petugas kesehatan harus menanyakan riwayat alergi jika akan memberikan substansi yang berpotensi alergi. Lebih bagus lagi jika penderita alergi atau orang yang berpotensi alergi (keturunan dari orang tua yang punya riwayat alergi) melakukan tes alergi pada kulit. Pergilah ke klinik yang menyediakan pelayanan pemeriksaan alergi. Jika sudah tahu hasilnya, sebaiknya diingat2 untuk menjauhi alergen. Untuk anak2 bahkan bsa diberi kalung berisi tulisan peringatan alergi, sehingga orang lain tidak sembarangan memberikan sesuatu pada anak itu. Untuk yang pernah mengalami reaksi anafilaktik, sebaiknya membawa obat anti alergi (bsa antihistamin atau metil predisolon), bronkodilator (salbutamol) dan suntikan berisi adrenalin. Kalau2 terjadi reaksi yang mengarah pada anafilaktik, bsa segera diberi suntikan adrenalin. Jika reaksi alergi terlanjur terjadi dan ditakutkan keadaan penderita makin memburuk, segera bawa ke RS terdekat. Sedia payung sebelum hujan.


Apakah RS menjamin pasien bebas dari reaksi alerginya? Biasanya ya, tapi hal ini tidak berlaku bagi alergi lateks. Seperti kita tahu, banyak alat2 kedokteran yang terbuat dari lateks. Antara lain: sungkup nafas, karet tensi, handscoon, IV catheter, segala macam tube (termasuk yang untuk intubasi), dan hal2 lain yang saat ini belum terpikirkan. Bagaimana pasien alergi lateks yang mengalami syok anafilaktik bsa tertolong jika semua alat medis yang tertempel di badannya adalah alergen (penyebab reaksi alergi)? Cobalah renungkan. Walaupun kawan2 mungkin belum pernah mengalami/menyaksikan kasus ini. Amat ironis bukan? Sebenarnya ini bsa diatasi. Gunakan saja alat2 medis yang tidak menyebabkan reaksi itu (tidak terbuat dari lateks). Kalau tidak ada di Indonesia (ataupun di rumah sakit pusat rujukan nasional), saya sarankan sebaiknya segera memesannya sekarang. Coba pesan ke Eropa atau Amerika. Sepertinya mereka punya, walaupun terbatas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar