Kamis, 05 Agustus 2010

Mendisain Bayi/Anak

Kawan2, ada yg udah kepingin banget punya bayi? Ada yg udah membayangkan ciri2 apa yang diinginkan ada pada bayi idaman? Baik itu jenis kelamin, ciri fisik, kepribadian, bebas dari penyakit genetik, dll. Klo jawabannya ya, berarti kalian mulai berpikir tentang mendisain bayi. Nah, terkait dengan hal itu, disini akan gw bahas satu per satu.


Umumnya orang2 menganggap bahwa beruntung sekali pasangan yang bsa mendapatkan bayi laki2 dan bayi perempuan. Alasan subjektif? Demi meneruskan garis keturunan Ayah (marga), demi menjaga keluarga (tipikal untuk bayi laki2); demi meneruskan garis keturunan ibu sehingga dapat pengakuan sebagai saudara(adat Minang), demi mencetak Miss Indonesia/Miss Universe masa depan, demi menemani+membantu beres2 di rumah (tipikal untuk bayi perempuan); biar menjadi keluarga yang lengkap dan rukun (bayi laki2 dan perempuan cenderung tidak berkelahi), dll (silahkan dikarang sendiri). Alasan objektifnya? Memiliki sepasang bayi laki2 dan perempuan berarti menjaga kelestarian Kromosom Seks Ayah sebesar 100% (yaitu kromosom X dan kromosom Y), ada penyakit tertentu yang cenderung bermanifestasi pada anak laki2 sehingga menyulitkannya mendapat beberapa pekerjaan (misal buta warna dilarang menjadi dokter, insinyur, pengumpul tol, dll), dst yg belum terpikirkan. Didorong oleh alasan2 itu kta berupaya menentukan jenis kelamin bayi. Caranya? Masing2 orang tentu punya tips. Ada yg melakukan manuver / perilaku tertentu sebelum, saat atau setelah 'berhubungan'. Adapula yang mengatur waktu yang tepat untuk melakukannya (misalnya: untuk mendapat bayi perempuan maka hubungan dilakukan pada 14 hari sebelum tanggal haid berikutnya biasa terjadi). Dosen Ilmu Faal Kedokteran di kampus saya percaya bahwa untuk mendapat anak perempuan maka tugas pria ialah membuat sang istri mengalami orgasme yang asli/tidak dibuat-buat (Dosen saya mempraktekannya sendiri dan terbukti anaknya semua perempuan). Terlepas dari itu, sains telah mengungkap bahwa jenis kelaimin bayi ditentukan oleh jenis sperma Ayah yang berhasil membuahi sel telur ibu. Jika sperma Ayah membawa kromosom X maka akan tercipta bayi perempuan; jika sperma Ayah membawa kromosom Y maka akan tercipta bayi laki-laki. Di Amerika sudah ada teknologi untuk memisahkan kedua jenis sperma ini (berbeda secara ukuran dan kecepatan bergerak) agar secara selektif bsa dipertemukan dengan ovum. Mengingat hal ini membutuhkan jasa Calo perantara (baca: sang ilmuwan) dengan teknologi canggih, maka biaya yang diperlukan tidaklah sedikit.


Lalu, bagaimana mendisain fisiknya? Ya, mengingat saat ini teknologi penyisipan gen artifisial pembawa sifat tertentu masih dilarang pada manusia, maka potensi sifat fisik anak masih tergantung pada kombinasi fisik kedua orangtuanya. Namun, ada 1 aspek fisik yang bsa ditambah secara signifikan. Itu adalah tinggi badan. Caranya: datanglah ke dokter Anak ahli Endokrin dan minta suntikan Hormon Pertumbuhan diberikan saat anak sedang dalam masa pertumbuhan. Selain itu, ingatlah untuk memberikan asupan nutrisi dan stimulasi fisik yang optimal pada anak demi mendukung pertumbuhan fisik yang optimal.


Bagaimana dengan kepribadian? Perkembangan bayi tergantung dari kasih sayang dan stimulasi fisik (melatih dengan memberikan contoh praktis) dari orangtuanya. Jika ingin kepribadiannya baik, maka berikan pelayanan optimal tersebut padanya sejak bayi. Agar tidak berlebihan, mintalah nasihat dari dokter/praktisi pendidikan bayi dan anak. Hingga saat ini pendapat yang berkembang dikalangan para ahli kejiwaan di seluruh dunia ialah pengalaman masa bayi dan anak2 memberikan pengaruh dominan (bisa + atau -) pada perkembangan kepribadian. Hal ini akan menjadi komponen dari kepribadian yang terbentuk kelak dan akan dibawa terus seumur hidupnya. Contohnya: Kecenderungan anak mengalami gangguan konsentrasi dan perilaku hiperaktif akan meningkat pada anak yang mendapat paparan >1 bahasa di usia di bawah 2 tahun. Contoh lain: di usia 4 tahun anak sudah punya preferensi (kecenderungan) menilai orang dari warna kulit (misal: kulit gelap dikonotasikan negatif, kulit putih dikonotasikan positif). Jadi, orang tua sebaiknya benar2 berperan dalam pengasuhan dan pendidikan anak sejak dini agar bsa menanamkan nilai2 baik/kebenaran yang universal pada anak.


Hal yang terakhir adalah pertimbangan untuk bebas dari penyakit genetik. Penyakit genetik cenderung dihindari keberadaanya oleh para orang tua. Alasannya beragam, yaitu: bsa menyengsarakan kehidupan anak (mengakibatkan cacat, meningkatkan risiko kematian usia dini, menjadi sasaran stigma negatif masyarakat), bsa menyengsarakan orangtua (biaya pemeliharaan kesehatan, dan pendukung tumbuh kembang optimal yang mahal), dan bsa menyengsarakan keluarga besar (menjadi beban keluarga besar). Lalu bagaimana cara mencegahnya? Kalian bsa melakukan skrining genetik pra pernikahan, adopsi bayi/anak yang sudah terbukti sehat genetik (dari riwayat keluarga dan pemeriksaan petugas medis), atau menerapkan sewa ibu pengganti (sperma ayah dipertemukan dengan ovum wanita lain lalu ditanamkan ke rahimnya; untuk menghindari sifat penyakit genetik yang dibawa ibu), atau menggunakan metode PGD ((pregestasional/prenatal) genetic diagnosis/ diagnosis penyakit genetik sebelum kehamilan/ sebelum lahir). Sifat genetik embrio (hasil kombinasi sperma dan ovum) bsa diketahui sejak dini dengan mengambil 1 copy kromosom pada awal masa embrionik (morula/blastula). Bsa juga mengetahuinya dengan melakukan analisis jaringan hasil amniosentesis (saat janin dalam kandungan). Dengan deteksi dini tersebut, hasil informasi bsa jadi pertimbangan untuk meneruskan/menggagalkan upaya pembuatan bayi.


Nah, itulah fakta2 dan cara2 ilmiah yang saya ketahui hingga saat ini. Ada yang tertarik/tertantang untuk mencoba? Jika memang ada dan itu adalah Anda, maka Anda akan turut berpartisipasi menambah khasanah penerapan sains dalam peradaban manusia masa kini. Mengingat kebanyakan teknologi tersebut masih baru, maka Anda bsa dikenal sebagai pelopor. Selamat mencoba dan semoga berhasil. Wasalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar